Bank Indonesia NTT Perkuat Edukasi Perlindungan Konsumen untuk Pekerja Migran Indonesia di Kupang

Kupang, suluhdesa.com – Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (BI NTT) meningkatkan edukasi perlindungan konsumen kepada 100 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Kupang. Kegiatan ini dikemas dalam acara LENTERA (Literasi Keuangan Digital untuk Pekerja Migran Indonesia) yang berlangsung pada Rabu (01/10) di Aula Rumah Jabatan Walikota Kupang.

Acara ini merupakan wujud sinergi antara BI NTT, Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kota Kupang, OJK Provinsi NTT, dan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT. Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan rasa aman dan memperlancar proses pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia melalui jasa remitansi yang legal. Diharapkan, langkah ini dapat memperkuat kontribusi NTT sebagai salah satu daerah penyumbang pekerja migran terbesar di Indonesia, sekaligus mengoptimalkan sumbangan devisa PMI.

Bacaan Lainnya

NTT memiliki potensi besar sebagai penyumbang devisa remitansi. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya 1.401 pekerja migran asal NTT pada tahun 2025, meningkat 7,35 persen dibandingkan 1.305 orang pada tahun 2023. Menyadari potensi ini, BI, OJK, BP3MI NTT, dan Pemerintah Daerah berupaya memperkuat perlindungan konsumen bagi pekerja migran, terutama dalam menghindari risiko penggunaan jasa remitansi ilegal akibat kurangnya pemahaman.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Rio Khasananda, menekankan pentingnya peran Pokja Sektor Jasa dalam DESK Peningkatan Penerimaan Devisa Negara. Salah satu mandatnya adalah mendorong optimalisasi devisa dari pekerja migran. “Pokja Sektor Jasa dibentuk untuk memperkuat sinergi lintas kementerian, lembaga, dan industri dalam meningkatkan penerimaan devisa, khususnya dari sektor pekerja migran dan pariwisata. Kami berkomitmen meningkatkan literasi keuangan digital bagi PMI agar lebih terlindungi, serta mendorong pemanfaatan layanan remitansi resmi yang aman, efisien, dan berdaya saing,” ujar Rio. Ia juga menambahkan bahwa inovasi sistem pembayaran, termasuk QRIS Cross Border, akan menjadi instrumen penting untuk memperkuat ekosistem keuangan pekerja migran.

Ketua Tim Kerja Pemberdayaan BP3MI NTT, Ujang Agus Sugema, turut menegaskan komitmennya untuk melindungi dan memberdayakan pekerja migran. Kolaborasi dengan berbagai pihak diharapkan dapat menjadikan PMI asal NTT tidak hanya sebagai kontributor devisa, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, Thomas Didimus Dagang, juga menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus mendampingi pekerja migran sejak sebelum keberangkatan, selama bekerja, hingga kembali ke tanah air.

Kegiatan LENTERA ini dibuka oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Kupang, Thomas Didimus Dagang, yang mewakili Walikota Kupang. Turut hadir Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Rio Khasananda dan Didiet Aditya Budi Prabowo, Asisten Direktur OJK Provinsi NTT, Polantoro, Ketua Tim Kerja Pemberdayaan BP3MI NTT, Ujang Agus Sugema, serta Kepala Cabang BNI Kota Kupang, Nyoman Mariadi.

Acara ini menghadirkan beragam materi edukasi, mulai dari Cinta, Bangga, Paham Rupiah, sistem pembayaran digital, perlindungan konsumen, layanan remitansi dan money changer / KUPVA BB legal, perencanaan keuangan oleh Polantoro dari OJK Provinsi NTT, sharing session dari penerima Hassan Wirajuda Award 2022, Denis Irminus, hingga cerita sukses pekerja migran asal NTT yang pernah bekerja 11 tahun di Singapura, Damaris Haba Bangngu.

Bank Indonesia berkomitmen untuk terus melakukan edukasi bersama berbagai pihak terkait dalam rangka meningkatkan literasi keuangan digital dan perlindungan konsumen bagi masyarakat NTT. ***

Pos terkait