Makna Kelahiran Natal dalam Aktus SMA Santo Arnoldus Janssen: Kembali ke Bethlehem yang Sejati

JEJAK KATA, suluhdesa.com – Kelahiran bukan sekadar perayaan duniawi, melainkan momen untuk merenung, bertobat, dan memperbarui hidup kita. Sebagaimana dikatakan oleh Ketua Komite Sekolah, Raymundus Lake, kita memiliki kebebasan untuk memaknai Natal sesuai dengan cara kita sendiri. Namun, melalui refleksi mendalam dan aksi seperti yang ditunjukkan oleh siswa-siswi SMA Santo Arnoldus Janssen, kita dapat menemukan makna Natal yang sejati dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh: Giorgio Babo Moggi

Semalam, saya berkesempatan untuk menyaksikan atraksi penuh makna yang dipersembahkan oleh siswa-siswi SMA Santo Arnoldus Janssen Kupang dalam sebuah pertunjukan yang bertema “Kelahiran”. Sebagai anggota Komite Sekolah, saya merasa wajib hadir dalam acara ini, yang sekaligus menjadi wadah bagi orang tua, wali, dan siswa untuk saling mendukung. Kehadiran kami bukan hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas yang tak terpisahkan.

Ketua Komite Sekolah, Raymundus Lake, dalam sambutannya, menekankan bahwa ada banyak cara orang memaknai Natal, dan salah satunya adalah melalui Aktus Natal. Ia mengajak semua yang hadir untuk memaknai tema “Kelahiran” ini secara pribadi setelah menyaksikan pertunjukan tersebut. Tema yang sederhana ini, meskipun hanya terdiri dari satu kata, menyimpan makna yang sangat dalam dan luas.

Kelahiran: Makna yang Melampaui Kata

Bicara tentang Natal, tak bisa dilepaskan dari makna kelahiran, terutama kelahiran Sang Juru Selamat. Tema Natal yang dipilih oleh siswa-siswi SMA Santo Arnoldus Janssen ini, “Kelahiran”, meski terdiri dari satu kata yang singkat, mengandung pesan yang sangat mendalam. Ini mengingatkan kita bahwa Natal bukan hanya soal kemeriahan atau perayaan duniawi, melainkan soal menghidupkan kembali makna sejati kelahiran Yesus Kristus di palungan. Tema ini lebih pendek dari tema Natal nasional, “Marilah sekarang kita ke Bethlehem..”, tetapi keduanya memiliki makna serupa tentang kelahiran dan kehadiran Sang Juru Selamat yang membawa harapan bagi umat manusia.

Sebagai penonton yang hadir malam itu, saya merasa begitu tersentuh oleh totalitas para siswa dalam mempersembahkan aktus Natal ini. Sebagai orang yang pernah terlibat dalam pendidikan seminari, saya merasakan suasana yang mirip dengan kegiatan teatrikal di seminari. Sebuah bentuk ekspresi spiritual yang mendalam, di mana para siswa tidak hanya bermain peran, tetapi juga menghayati pesan yang ingin disampaikan melalui drama, puisi, dan penampilan lainnya.

Inisiatif Anak-anak dan Visi Kepala Sekolah

Kepala SMA Santo Arnoldus Janssen, Pater Apolinarius Wawo Koa SVD, menyampaikan bahwa aktus Natal ini merupakan inisiatif murni dari siswa-siswi sekolah tersebut. Pihak sekolah hanya mendukung dan memfasilitasi. Bahkan, konsep dekorasi, materi acara, hingga naskah aktus ini seluruhnya adalah karya siswa. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak SMA Santo Arnoldus Janssen tidak hanya dididik untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan sisi kreatif dan spiritualitas mereka. Keberanian mereka untuk menyajikan karya yang penuh makna ini menjadi bukti bahwa visi pendidikan yang diusung oleh sekolah ini mulai menunjukkan hasil yang membanggakan.

Dalam percakapan saya dengan Pater Aris setahun yang lalu, ia mengungkapkan visinya untuk menjadikan SMA Santo Arnoldus Janssen sebagai sekolah yang bercirikan seminari, dengan mengadopsi nilai-nilai yang ada di seminari, seperti sanctitas (kerohanian), scientia (pengetahuan), sapientia (kebijaksanaan), sanitas (kesehatan), dan socialitas (kemasyarakatan). Walaupun sekolah ini bukan seminari, namun nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pater Aris dan seluruh staf pengajar di SMA Santo Arnoldus Janssen berusaha menanamkan nilai-nilai tersebut kepada siswa-siswi mereka, termasuk melalui aktus Natal ini.

Semangat Arnoldus Janssen dalam Setiap Aksi

Dalam kesempatan tersebut, Pater Dismas Mauk juga menyampaikan apresiasi terhadap semangat dan kreativitas yang ditunjukkan oleh para siswa. Ia mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan anak-anak dalam aktus Natal ini sesungguhnya merupakan semangat yang diwariskan oleh Santo Arnoldus Janssen, pendiri kongregasi SVD, yang mengajarkan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam pelayanan. Seiring dengan dukungan dari pihak sekolah, anak-anak di SMA Santo Arnoldus Janssen diberi kebebasan untuk berekspresi sesuai dengan talenta yang mereka miliki.

Kritik Terhadap Makna Natal yang Terlupakan

Melalui aktus Natal yang mereka tampilkan, saya merasa ada sebuah pesan tersembunyi yang ingin disampaikan kepada kita semua. Tema “Kelahiran” ini bisa dianggap sebagai kritik terhadap masyarakat kita, terutama umat Kristen, yang sering kali lebih memprioritaskan pesta pora dan kemeriahan fisik saat Natal, daripada mempersiapkan diri secara batin untuk menyambut kedatangan Juru Selamat. Di banyak tempat, orang-orang sibuk membeli pakaian baru, menghias rumah, dan mengadakan pesta, sementara persiapan batin, seperti doa dan pertobatan, sering kali terabaikan.

Aktus Natal ini mengajak kita untuk kembali memaknai Natal dengan cara yang lebih sederhana, sebagaimana Yesus lahir di palungan yang hina dan sederhana. Ini adalah ajakan untuk mengembalikan makna sejati Natal, yang jauh dari hiruk-pikuk duniawi. Dalam tradisi Kristen, Natal adalah tentang kelahiran Sang Juru Selamat yang datang ke dunia untuk membawa kedamaian dan keselamatan, bukan untuk memperkenalkan kemewahan dan kebanggaan duniawi.

Kembali ke Bethlehem: Makna Natal yang Sejati

Pesan utama yang saya tangkap dari aktus Natal ini adalah ajakan untuk kembali ke Bethlehem. Bukan untuk mengunjungi tempat kelahiran Yesus, tetapi untuk mengingat dan menghidupkan kembali makna sejati Natal. Dengan hati yang rendah hati, kita diajak untuk merenung, mempersiapkan diri secara batin, dan menyambut kedatangan Juru Selamat dengan hati yang penuh sukacita dan kesederhanaan. Ini adalah Natal yang sejati: Natal yang penuh kerendahan hati, jauh dari gemerlap duniawi, dan lebih fokus pada pertobatan, doa, serta kasih kepada sesama.

Mengutamakan Kelahiran dalam Diri

Sebagai penutup, saya merasa sangat tersentuh dengan pengalaman menyaksikan aktus natal di SMA Santo Arnoldus Janssen semalam. Ini adalah sebuah pengingat bagi kita semua untuk lebih memaknai kelahiran Yesus dengan cara yang lebih mendalam, bukan sekadar sebagai perayaan duniawi, tetapi sebagai momen untuk merenung, bertobat, dan memperbarui hidup kita. Natal adalah tentang kelahiran dalam diri kita, tentang menyambut cinta dan kasih Sang Juru Selamat yang datang ke dunia untuk memberikan harapan dan keselamatan.

Baca Juga: Sapaan yang Menghentikan Langkah: Pelajaran dari Seorang Penjual Kerupuk yang Menyentuh Hati

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Komite Sekolah, Raymundus Lake, kita semua memiliki kebebasan untuk memaknai natal sesuai dengan cara kita sendiri. Namun, saya percaya bahwa melalui refleksi yang mendalam dan melalui aksi seperti yang ditunjukkan oleh anak-anak SMA Santo Arnoldus Janssen, kita dapat menemukan makna natal yang sejati dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pos terkait