Wartawan Kupang Desak Pemimpin NTT Libatkan Media dalam Pembangunan

Kupang, Suluhdesa.com – Sejumlah wartawan di NTT mendesak pemerintah daerah untuk melibatkan secara aktif insan pers dalam proses pembangunan.

Hal ini disampaikan dalam sebuah diskusi yang digelar Kamis, 27 Februari 2025, di sebuah pondok petani di pinggiran Kota Kupang.  Diskusi tersebut dihadiri oleh perwakilan wartawan,  diantaranya Minggo, Wanster, Kenis, Kanis, Frans, dan Mario.

Bacaan Lainnya

Para wartawan menyampaikan masukan langsung kepada Gubernur NTT, Melki Lakalena; Wakil Gubernur NTT, Joni Asadoma; Walikota Kupang, Christian Widodo; Wakil Walikota Kupang, Serena Francis; serta seluruh Bupati dan Wakil Bupati se-NTT.

Mereka menekankan pentingnya mendengarkan dan mempertimbangkan masukan dari wartawan dalam setiap program pembangunan di NTT.

“Visi dan misi yang dijanjikan saat kampanye tidak selalu didukung kajian ilmiah dari akademisi,” ujar Wanster. “Wartawan, melalui kerja-kerja jurnalistik di lapangan, memiliki banyak informasi dan observasi yang dapat menjadi catatan penting bagi pemerintah untuk memperbaiki berbagai kekurangan.”

Para wartawan bahkan menyarankan agar masukan mereka dilibatkan dalam proses seleksi pejabat di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah).  Mereka mengakui tidak semua SKPD bermasalah, namun banyak juga yang perlu dipertahankan.

Sayangnya, beberapa SKPD, termasuk para kepala sekolah, masih enggan berinteraksi dengan wartawan, bahkan menghindari pertanyaan yang bertujuan untuk menggali informasi.

“Mencari informasi adalah tugas utama wartawan,” tegas kenis dalam diskusi. “Di sektor pertanian, pendidikan, pariwisata desa, bahkan hingga tingkat dusun, wartawan memiliki referensi yang lebih luas.”

Ambil contoh saja permasalahan yang ada di Kota Kupang, para wartawan menyinggung masalah sampah yang tak kunjung teratasi, genangan banjir yang kurang mendapat perhatian serius dari BPBD Kota Kupang, kesulitan warga mengakses bantuan sosial dari pemerintah akibat perlakuan tidak humanis dari honorer kelurahan, listrik yang tidak stabil karena minimnya gardu induk, pungli oleh petugas parkir, dan kurangnya tempat parkir yang memadai untuk pengusaha.

Para wartawan berharap para pemimpin daerah di NTT dapat mendengar dan menindaklanjuti masukan-masukan tersebut demi terwujudnya pembangunan yang lebih baik dan berkelanjutan di Nusa Tenggara Timur.****

Frit Agar dan Gonza Otang

Pos terkait