Kupang, Suluhdesa.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto memprioritaskan daerah perbatasan, termasuk Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rencananya, 28 dapur MBG akan beroperasi di Belu selama lima tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah di wilayah tersebut.
Untuk memastikan kesiapan program, tim Sistem dan Tata Kelola (Sistakol) Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di NTT dari tanggal 24 hingga 26 Maret 2025.
Tim yang terdiri dari RB. Nuriana Alim Putra (koordinator), Hurin Safira, dan Raisha Azizahra S, memeriksa kesiapan dapur MBG yang akan beroperasi pada April 2025 dan yang sudah berjalan.
Monev mencakup aspek administrasi, bangunan fisik, peralatan dapur, serta dukungan dari yayasan dan mitra. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan untuk mendengarkan masukan dari Satuan Pelaksana Program Indonesia (SPPI), mitra, dan yayasan terkait implementasi program MBG di NTT.
Antusiasme Pengelola Dapur MBG
Dian Luan, pengelola SPPG Beirafu – Atambua Barat, Kabupaten Belu, mengungkapkan rasa senang dan bangga atas kunjungan tim BGN.
Ia menyatakan bahwa kunjungan tersebut sangat membantu dalam memberikan masukan untuk penyesuaian standar BGN. Dapur yang dikelolanya telah beroperasi sejak 17 Februari 2025 dan melayani 3.066 siswa dari berbagai sekolah di Atambua. Program MBG, menurut Dian, sangat membantu anak-anak sekolah dan masyarakat sekitar.
Ia juga mendorong pemberdayaan ekonomi warga sekitar dengan mengajak mereka menanam sayur untuk disuplai ke dapur.
Senada dengan Dian, Januaria Ewalde Berek, mitra dapur Raimanuk, menyampaikan terima kasih atas dukungan BGN. Ia menekankan pentingnya program MBG bagi anak-anak sekolah di wilayah perbatasan dengan Timor Leste.
Pelaksanaan MBG Sesuai Standar BGN
RB Nuriana Alim Putra menjelaskan bahwa monev bertujuan memastikan pelaksanaan MBG sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar BGN. Tim BGN memantau persiapan dapur, mulai dari bangunan fisik hingga pendistribusian makanan.
Monev juga menjadi kesempatan untuk berdiskusi dengan yayasan, mitra, dan SPPI untuk membahas hal-hal yang belum jelas dan menjelaskan perkembangan terbaru di BGN.
Hurin Safira menekankan pentingnya kepatuhan terhadap SOP untuk menjamin kualitas gizi makanan yang disajikan. Ia berharap adanya komunikasi dan kerja sama yang baik antara ahli gizi di setiap dapur dengan pengelola untuk memastikan nilai gizi setiap bahan makanan terjaga hingga sampai ke penerima manfaat.
Luas Cakupan Monev
Selama tiga hari, tim BGN mengunjungi berbagai dapur MBG di Kota Kupang dan kabupaten-kabupaten lain di NTT, termasuk Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara.
Fransiskus C. Teda (PIC dapur MBG se-Flores raya), Kristo Tpoy (SPPI NTT), Jim Sarmento (mitra MBG Kota Kupang), dan Isidorus Lilijawa (tim media BGN zona NTT) turut mendampingi kegiatan monev.*****