Kupang, suluhdesa.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung penuh pembentukan Kelompok Kerja Aksi Merespon Peringatan Dini (Pokja AMPD) tingkat Provinsi. Hal ini diwujudkan melalui sosialisasi peningkatan kapasitas dan pembentukan Pokja AMPD yang digelar di Hotel Swiss-Bellcourt Kupang, Kamis (26/6/2025). Kegiatan ini didukung program SIAP SIAGA, kolaborasi PMI, IFRC, AuRC, dan DFAT Australia.
Plt. Ketua PMI Provinsi NTT, Alfridus Bria Seran, menekankan pentingnya peran PMI dalam penanggulangan bencana, tak hanya pada saat tanggap darurat, tetapi juga pra dan pasca bencana melalui aksi dini dan mitigasi. Beliau menyebut pencegahan dini melalui aksi dini sebagai sistem kerja inovatif untuk mengurangi dampak dan korban bencana. Kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, LSM, dunia usaha, dan media dianggap strategis untuk mewujudkan Pokja AMPD yang efektif.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengapresiasi langkah kolaboratif PMI NTT yang melibatkan berbagai stakeholder. Beliau mengungkapkan tiga pilar penting AMPD: peringatan dini, aksi dini, dan mekanisme pendanaan. Gubernur menekankan pentingnya aksi dini untuk mengurangi korban jiwa dan kerugian harta benda, serta memanfaatkan kearifan lokal sebagai tanda-tanda alam akan terjadinya bencana. Pokja AMPD, menurutnya, bukan sekadar proyek, melainkan kerja kolaboratif untuk kesiapsiagaan lintas sektor dan wilayah, mengingat NTT memiliki 12 jenis ancaman bencana, 7 di antaranya hidrometeorologis.
Gubernur juga mengajak kolaborasi untuk mendukung kerja PMI dan mendukung pemenuhan stok darah dengan tagline “Ayo Donor Darah, Ayo Bangun NTT!”.
Plt. Kalaks BPBD NTT, Semuel Halundaka, sebagai keynote speaker, mengajak perubahan cara pandang terhadap bencana, melihatnya sebagai peluang bukan hanya ancaman. Beliau menyoroti musim kemarau yang panjang di NTT dan mendorong inovasi seperti pertanian cerdas iklim untuk pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi.
Sosialisasi menghadirkan narasumber dari berbagai instansi, termasuk BMKG NTT, PMI Pusat, BPBD NTT, dan Forum PRB NTT, yang membahas proyeksi iklim, konsep AMPD, peran Pokja AMPD, kolaborasi pentaheliks, dan struktur Pokja AMPD. Kegiatan diikuti secara hybrid oleh berbagai stakeholder dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, LSM, media, dan PMI kabupaten/kota se-NTT serta mitra program SIAP SIAGA dari NTB, Jatim, dan Bali.**





