Peresmian Gereja Malaikat Agung Desa Sahan oleh Uskup Agung Kupang: Tonggak Sejarah Baru di TTS

SULUH DESA | Suasana penuh syukur dan sukacita meliputi umat Katolik di Desa Sahan, Kecamatan Nunkolo, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, pada Minggu, 13 Oktober 2024.

Hari itu, Gereja Katolik Malaikat Agung secara resmi diresmikan oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakenoni.

Peresmian ini menjadi tonggak sejarah baru bagi umat Katolik di wilayah tersebut, menandai selesainya pembangunan gereja yang telah dimulai sejak 2019.

Acara peresmian ini dihadiri oleh ratusan umat dari berbagai wilayah di TTS, para pastor, suster PRR dan SSPS, serta tamu undangan penting lainnya.

Mereka berkumpul di tempat sakral ini untuk merayakan keberhasilan pembangunan gereja yang megah dan modern, simbol persatuan dan dedikasi seluruh warga Desa Sahan.

Dalam acara tersebut, Mgr. Hironimus Pakenoni menyampaikan pesan penting mengenai peran gereja dalam membangun masyarakat yang beriman dan berakhlak mulia.

Usku Hironimus juga menekankan pentingnya persatuan dalam membangun peradaban cinta kasih dan mewartakan Injil.

“Gereja ini bukan hanya bangunan fisik, tetapi rumah doa bagi kita semua, tempat untuk meneguhkan satu sama lain dalam iman,” ujar Uskup Agung dalam sambutannya.

Gereja Malaikat Agung yang baru saja diresmikan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi umat Katolik di Desa Sahan, tetapi juga mencerminkan semangat gotong-royong masyarakat setempat.

Pembangunan gereja ini didanai secara swadaya oleh warga serta sumbangan dari berbagai pihak yang turut mendukung proyek tersebut.

Dengan hadirnya gereja yang kokoh ini, umat diharapkan dapat semakin memperdalam iman dan semangat kebersamaan mereka.

Gereja ini juga dilengkapi dengan bangunan pastoran tiga lantai yang berdiri megah di area gereja.

Pembangunan tersebut dipimpin oleh Kepala Tukang yang pada saat peresmian secara simbolis menyerahkan kunci dan sertifikat tanah serta bangunan kepada Uskup Agung Kupang.

Selanjutnya, Uskup menyerahkan kunci tersebut kepada Pastor Paroki St. Paulus Oenlasi, yang kemudian diserahkan lagi kepada Pastor Kopastor Sahan, Romo Venansius Du’a, yang akan bertanggung jawab atas gereja ini ke depannya.

Simbol Iman dan Kebersamaan

Pembangunan gereja yang memakan waktu lima tahun ini menjadi bukti nyata semangat kebersamaan umat Desa Sahan.

Setiap orang, dari berbagai latar belakang, bahu-membahu dalam mewujudkan rumah ibadah yang megah ini.

Tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual, gereja ini menjadi pusat persekutuan dan iman bagi umat di sekitar Nunkolo.

Dalam pesannya, Uskup Agung Kupang juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi bagi pembangunan Gereja Malaikat Agung.

“Terima kasih atas semua pengorbanan yang telah diberikan untuk membangun gereja ini. Rumah ini adalah rumah kita bersama, tempat kita berdoa dan bersekutu, serta tempat di mana kedamaian dan persatuan dijaga dengan baik,” ujar Mgr. Hironimus Pakenoni.

Sakramen Krisma dan Harapan Masa Depan

Selain peresmian gereja, Uskup Agung juga memimpin sakramen Krisma untuk 379 umat.

Sakramen ini menjadi momen penting dalam perjalanan iman umat, di mana mereka diundang untuk menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari sebagai imam, nabi, dan raja.

Uskup Agung mendorong para penerima Krisma untuk menjalani hidup yang penuh dengan kasih dan kesaksian iman.

“Jadilah saksi Kristus di mana pun kalian berada,” pesan beliau dengan penuh semangat.

Acara peresmian ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat lokal, seperti Kepala Desa Sahan, Bernard Je Kobi, Kepala Desa Op, Yakobus Nenabu, serta Babinsa Nunkolo, Agus Baka.

Kehadiran para pemimpin lokal ini menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan keagamaan dan pembangunan di wilayah tersebut.

Gereja Malaikat Agung: Rumah Ibadah untuk Generasi Mendatang

Gereja Katolik Malaikat Agung Sahan, yang awal pembangunannya diprakarsai oleh Romo Januarius Sebastian Kado, kini menjadi simbol harapan bagi generasi mendatang.

Dengan peresmiannya, gereja ini diharapkan dapat terus menjadi tempat yang menginspirasi umat untuk hidup dalam kasih dan kebersamaan.

Gereja ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga tempat di mana masyarakat dapat berkumpul, berdoa, dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan hidup.

“Rumah ini terbuka bagi semua orang, sebagai tempat di mana kita dapat menemukan kedamaian dan keteguhan iman,” kata Uskup Agung Kupang saat menutup sambutannya.

Dengan peresmian ini, Gereja Katolik Malaikat Agung Desa Sahan diharapkan terus menjadi pusat spiritual dan sosial bagi umat Katolik di wilayah TTS.

Umat setempat kini memiliki rumah ibadah yang layak, dan semoga gereja ini dapat menjadi tempat tumbuhnya iman dan cinta kasih bagi semua orang yang datang ke sana.

Pos terkait