Suluhdesa.com, Kupang – Dewan Pastoral Paroki Santa Familia Sikumana periode 2025-2030 resmi dilantik pada 27 Juli 2025 oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, Pr. Dewan yang terdiri dari lima bidang dan sembilan belas seksi ini, langsung tancap gas dengan menggelar rapat pembahasan program kerja pada Minggu, 24 Agustus 2025, di aula paroki Santa Familia.
Benediktus Muda menjelaskan bahwa program-program tersebut akan kembali dimatangkan dalam rapat bersama Ketua Wilayah dan Ketua KUB pada 31 Agustus 2025. DPP periode ini mengusung Program Pastoral Empat R sebagai fokus utama.
Empat R, Pilar Pastoral Kontekstual
Germanus Attawuwur, Koordinator Bidang Pewartaan, menjelaskan bahwa Empat R ini merupakan wujud Pastoral Kontekstual. Refleksi kekinian atau analisa sosial menjadi basis penyusunan program dari setiap seksi di bawah lima bidang yang ada.
Berikut adalah penjabaran dari Empat R yang menjadi landasan program DPP Santa Familia Sikumana:
1. MimbaR: Mimbar menjadi sumber inspirasi utama dalam menjalankan tugas pelayanan. Sabda Tuhan yang dikumandangkan diharapkan mampu menggerakkan hati umat untuk berbelarasa, terutama kepada kaum terpinggirkan yang menjadi prioritas pelayanan Gereja Katolik universal.
2. AltaR: Pelayanan dewan pastoral berorientasi pada Kristus, yang datang untuk melayani dan mengurbankan diri demi keselamatan manusia.
3. PasaR: Pasar menjadi ajang pertemuan lintas budaya yang mempersatukan manusia dari berbagai suku dan latar belakang. Program yang digagas oleh Bidang Pengembangan Sosial Ekonomi dan Pemberdayaan Perempuan diharapkan dapat menjangkau banyak orang melalui program-program inovatif.
4. DapuR: Dapur menjadi indikator utama kesejahteraan umat. Kondisi dapur setiap keluarga menjadi tolok ukur keberhasilan program-program yang dijalankan.
Ketua DPP, Benediktus Muda menekankan bahwa tiga R sebelumnya harus bermuara pada Dapur. “Sejahteranya umat dapat diukur dari dapur. Apa yang dimasak hari ini? Atau jangan-jangan tidak ada yang dapat dimasak hari ini? Jadi Dapur menjadi indikator terakhir untuk mengukur keberhasilan sebuah program,” ujarnya.
Program Membumi dan Berkelanjutan
Kanis Kusi, Koordinator Bidang Pengembangan Sosial Ekonomi, menambahkan bahwa program yang mereka rancang adalah program yang membumi dan menyentuh kebutuhan umat. Menurutnya, perutusan yang diterima umat setelah perayaan Ekaristi harus dimaknai sebagai membawa Mimbar dan Altar ke Dapur dan Pasar.
“Dari Pasar kita kembali ke Dapur. Di sanalah hasil dari mimbar, altar dan pasar dipadu-satukan, apakah menjadi ‘menu masakan’ yang cukup agar orang bisa bahagia dan merasa terselamatkan? Maka program kami adalah program yang membumi, menyentuh kebutuhan umat kita,” ungkapnya.
Kanis Kusi yang juga mantan Ketua PSE Keuskupan Agung Kupang ini menjelaskan bahwa program ini tidak berhenti di dapur, tetapi kembali lagi ke Mimbar, Altar, dan Pasar. Program Pastoral Empat R ini bersifat spiralistik, bersiklus tanpa putus, dan akan berhasil jika didukung oleh partisipasi aktif umat.
“Roh dari program ini adalah Berjalan Bersama, alias sinodalitas. Jadi program Empat R mengandung spirit Berjalan Bersama SaFaNa dari MimbaR, AltaR, DapuR dan PasaR,” pungkasnya.***
Penulis : Germanus Atawuwur
Editor : Wanster Buu





