SULUH DESA | Dalam rangkaian kampanye politik di Manggarai, Andrianus Garu, calon Wakil Gubernur, mengambil waktu untuk mengunjungi makam Pater Ernst Wasser SVD, seorang misionaris asal Swiss yang sangat dihormati di Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat).
Kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada sosok yang telah berkontribusi besar dalam perkembangan iman Katolik dan pendidikan di wilayah tersebut.
Bagi banyak masyarakat Flores, terutama di Manggarai, perjalanan hidup mereka tak terlepas dari pengaruh Pater Wasser dan misionaris SVD lainnya.
Mereka adalah jembatan yang memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai keagamaan serta pendidikan yang berkualitas.
Pater Ernst Wasser: Pendiri dan Visioner Pendidikan
Pater Ernst Wasser SVD adalah sosok yang mendirikan Lembaga Pendidikan St. Klaus Kuwu Ruteng, tempat di mana Andrianus Garu pernah menimba ilmu.
Meski ia tidak menyelesaikan pendidikannya di sana, pengalaman dan ajaran Pater Wasser sangat membekas dalam hidupnya.
Baca Juga: Deklarasi Paket SIAGA, Adrianus Garu Ajak Masyarakat NTT Memilih Pemimpin Peduli
Pater Wasser bukan sekadar seorang pendidik; dia adalah seorang visioner yang berkomitmen untuk memajukan pendidikan di Manggarai.
Dengan pendekatan pendidikan model “semi seminaris” yang mengintegrasikan siswa putra dan putri, Pater Wasser membuka cakrawala baru bagi pendidikan di tanah Flores, suatu langkah yang jarang dilakukan oleh seminari lain di dunia.
Pater Wasser meyakini bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter dan spiritualitas siswa.
Di bawah bimbingannya, banyak siswa dibekali dengan keterampilan kepemimpinan melalui berbagai peran yang diberikan, seperti ketua kamar tidur, ketua osis, dan ketua majalah dinding.
Hal ini tidak hanya mempersiapkan mereka untuk masa depan, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab dan solidaritas di antara mereka.
Andrianus Garu, yang pernah merasakan ketegasan Pater Wasser, mengingat bagaimana sanksi yang diberikan bukanlah bentuk hukuman, melainkan metode untuk memanusiakan dan mendidik.
Ia merasakan langsung betapa Pater Wasser telah mewariskan sesuatu yang berharga, baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa, maupun gereja.
Transformasi Melalui Pendidikan
Lembaga St. Klaus Kuwu menjadi simbol transformasi bagi anak-anak di Manggarai dan sekitarnya.
Melalui pendidikan yang berkualitas dan disiplin tinggi, lembaga ini menghimpun putra dan putri dari berbagai latar belakang.
Proses pendidikan di sana melampaui aspek akademis; siswa diajarkan untuk memiliki kehidupan rohaniah yang baik dan ilmu yang mumpuni.
Dalam suasana asrama yang kental, para siswa belajar hidup mandiri, saling menghargai, dan membangun hubungan sosial yang sehat.
Semua pengalaman ini menjadi bagian dari fondasi karakter mereka sebagai individu yang memiliki nilai lebih.
Baca Juga: Kristo Blasin Ungkap Kepemimpinan Visioner Simon Petrus Kamlasi di Tengah Krisis Politik NTT
Mereka dilatih untuk tidak hanya menjadi pelajar yang baik, tetapi juga menjadi pemimpin yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Pengalaman hidup di asrama, berinteraksi langsung dengan Pater Wasser, memberikan warna tersendiri bagi Andrianus.
Dia tidak hanya berziarah untuk mengenang Pater Wasser, tetapi juga untuk merefleksikan perjalanan hidupnya dan bagaimana Pater Wasser berkontribusi dalam membentuknya menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pater Wasser: Bupati Bayangan
Kiprah Pater Wasser tidak terbatas pada pendidikan.
Beberapa tahun yang lalu, media menggambarkan sosoknya sebagai “bupati bayangan” pada zaman itu, sebelum Kabupaten Manggarai dimekarkan menjadi Manggarai Barat dan Manggarai Timur.
Pater Wasser bukan hanya menjalankan tugas pastoralnya, tetapi juga sangat peduli terhadap pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat.
Ia terlibat aktif dalam berbagai proyek pembangunan, mulai dari pembangunan jalan raya, pipanisasi air minum, hingga membangun masjid.
Komitmennya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat membuat namanya dikenal luas.
Di Manggarai, Pater Wasser sepopuler Bupati Gaspar Parang Ehok, bahkan ia dijuluki sebagai bupati bayangan.
Baca Juga: Calon Gubernur NTT 2024, Simon Petrus Kamlasi: Pejuang Air dari Tanah Gersang
Jiwa membangun Pater Wasser sangat luar biasa. Ia mengatasi keterisolasian dan kelangkaan air, memberdayakan masyarakat dengan memberikan pekerjaan di bengkel kayu, dan memastikan mereka mendapatkan upah yang layak.
Ini adalah cermin dari nilai-nilai keadilan sosial dan kemanusiaan yang ia anut dan ajarkan kepada murid-muridnya.
Menghormati Warisan
Kunjungan Andrianus Garu ke makam Pater Wasser di Novisiat Sang Sabda Kuwu adalah wujud penghormatan kepada seorang tokoh yang telah mengabdikan hidupnya untuk masyarakat Manggarai.
Pater Wasser tidak hanya menjadi imam milik umat Katolik, tetapi telah menjelma menjadi tokoh pembangunan yang visioner.
Warisannya melampaui sekat-sekat agama dan wilayah geografis.
Bagi Andrianus, berziarah ke makam Pater Wasser bukan sekadar menghormati yang telah tiada, tetapi juga sebagai pengingat akan tanggung jawab yang diemban.
Ia merasa terinspirasi untuk meneruskan visi dan misi Pater Wasser dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Dengan melakukan tapak tilas, Andrianus ingin menunjukkan bahwa pendidikan dan pembangunan infrastruktur adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Inspirasi untuk Generasi Mendatang
Keteladanan Pater Wasser menginspirasi banyak orang, tidak hanya di kalangan murid-muridnya, tetapi juga generasi penerus.
Ia mengajarkan bahwa pendidikan adalah alat untuk mengubah nasib, dan kontribusi terhadap masyarakat adalah panggilan setiap individu.
Baca Juga: Janji Kampanye Simon Petrus Kamlasi dan Dukungan Tokoh Masyarakat di Ruteng
Semangatnya dalam memperjuangkan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat dapat menjadi teladan bagi para pemimpin masa depan.
Pater Wasser adalah contoh nyata bahwa seorang pemimpin tidak hanya mengandalkan jabatan atau kekuasaan, tetapi juga harus memiliki visi, komitmen, dan keberanian untuk mengambil tindakan.
Dalam konteks kampanye politik, Andrianus Garu diingatkan untuk tidak hanya fokus pada janji-janji, tetapi juga untuk berkomitmen dalam tindakan nyata yang dapat membawa perubahan.
Menjaga Jejak dan Menghargai Masa Lalu
Masyarakat Manggarai patut bersyukur atas jasa-jasa Pater Wasser.
Sebagai seorang misionaris, ia tidak hanya membawa iman Katolik, tetapi juga harapan dan peluang bagi masyarakat.
Lembaga pendidikan yang ia bangun telah menjadi pondasi bagi banyak orang untuk meraih cita-cita dan mewujudkan mimpi.
Dengan berziarah ke makamnya, Andrianus Garu dan masyarakat Manggarai menjaga jejak sejarah dan menghargai masa lalu.
Ini adalah bentuk pengakuan bahwa setiap langkah maju harus didasari oleh penghormatan kepada mereka yang telah berjuang untuk kebaikan.
Pater Wasser akan selalu dikenang sebagai sosok yang menginspirasi, membangun, dan memberdayakan.
Misi dan visinya akan terus hidup dalam setiap langkah yang diambil oleh generasi penerus.
Dalam konteks ini, kunjungan Andrianus Garu adalah pengingat bahwa setiap pemimpin harus mampu meneruskan warisan baik yang ditinggalkan oleh para pendahulu.
Di tengah perjalanan politiknya, Andrianus Garu melakukan kunjungan ini dengan harapan untuk membawa kembali semangat dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh Pater Ernst Wasser SVD.
Ia ingin menunjukkan bahwa sebagai calon pemimpin, ia siap untuk melanjutkan perjuangan dalam memperjuangkan pendidikan, pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Seandainya Saya Gubernur: Aspirasi Diaspora untuk Paslon Gubernur NTT 2024
Melalui penghormatan kepada Pater Wasser, ia menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang visioner, yang bukan hanya mengejar kekuasaan, tetapi juga berusaha memberikan dampak positif bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Kunjungan ini menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat, bahwa dengan mengingat jasa-jasa Pater Wasser, mereka dapat menginspirasi diri untuk terus maju dan membangun Nusa Tenggara Timur yang lebih baik.
Dalam setiap langkahnya, Andrianus Garu berkomitmen untuk membawa visi Pater Wasser ke dalam tindakan nyata, membangun masa depan Nusa Tenggara Timur yang lebih cerah. (*)