Bengkulu, Suluhdesa.com – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, baru-baru ini memberikan arahan penting kepada Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) di seluruh Indonesia.
Dalam agenda Sosialisasi Penguatan Kelembagaan BUM Desa yang diadakan di Desa Pasar Seluma, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Sabtu (9/11/2024), Yandri menekankan perlunya BUM Desa berbenah diri, berinovasi, dan lebih kreatif untuk menghadapi tantangan masa depan.
Mendes Yandri menjelaskan bahwa tujuan utama dari upaya ini adalah agar BUM Desa dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman, salah satunya dengan menjadi penyuplai bahan baku pangan untuk program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Ia menegaskan bahwa BUM Desa harus bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lainnya dalam mengoptimalkan potensi lokal.
“BUM Desa bisa jadi percontohan. Oleh karena itu, tolong digali potensi desa masing-masing, seperti Pasar Seluma, misalnya,” ujar Yandri, mengingatkan pentingnya menggali potensi desa untuk menciptakan peluang usaha yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Bukan hanya itu, Menteri Yandri juga mengajak semua lapisan pemangku kepentingan, baik di tingkat kabupaten, kecamatan, maupun desa, untuk saling bergotong-royong dalam mendukung pengembangan dan keberlanjutan produk lokal unggulan desa berbasis inovasi digital.
Menurutnya, hal ini tidak hanya akan membantu mengembangkan perekonomian desa, tetapi juga dapat mempercepat terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“BUM Desa berbasis inovasi digital akan mempercepat pertumbuhan ekonomi desa dan menurunkan angka kemiskinan serta mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Yandri juga meminta para camat dan bupati untuk secara aktif menyampaikan potensi desa-desa di wilayah masing-masing kepada pemerintah pusat.
Sebab, saat ini pemerintah tengah memetakan dan mengkaji potensi desa-desa di Indonesia untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal yang lebih terarah.
“Dukungan yang memadai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk memperkuat produk BUM Desa. Ini meliputi bantuan modal usaha, pelatihan, pendampingan, serta pemanfaatan platform pemasaran digital yang dikelola dengan baik,” tuturnya.
Lebih jauh, Menteri Yandri menegaskan bahwa tujuan dari program ini bukan hanya untuk memajukan ekonomi desa, tetapi juga untuk membangkitkan rasa bangga terhadap potensi alam dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Salah satu contoh yang ia soroti adalah Provinsi Bengkulu, yang memiliki kekayaan alam luar biasa serta potensi ekonomi yang besar.
“Saya yakin, jika desa-desa di Bengkulu bergerak ke arah yang sama, mengikuti arahan Bapak Presiden Prabowo tentang swasembada pangan, maka kita akan semakin dekat dengan cita-cita tersebut,” ungkap Yandri dengan penuh keyakinan.
Sebagai bentuk dukungan terhadap langkah ini, turut hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat tinggi dari Kemendes PDT, antara lain Kepala BPSDM Kemendes PDT, Luthfiyah Nurlaela, Dirjen PEID Kemendes PDT, Harlina Sulistyorini, serta berbagai pejabat lainnya.
Mereka juga memberikan berbagai masukan dan arahan terkait pengembangan BUM Desa yang berbasis pada teknologi dan inovasi.
Upaya ini, menurut para pejabat yang hadir, sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perekonomian desa secara berkelanjutan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka produk-produk unggulan desa bisa lebih dikenal luas melalui pemasaran digital, yang pada akhirnya dapat memperluas pasar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bagi desa-desa yang sudah memiliki produk unggulan, inisiatif ini bisa menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan potensi mereka ke pasar global.
Bahkan, sejumlah desa di berbagai daerah sudah mulai memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk lokal mereka, dari hasil pertanian hingga kerajinan tangan.
Kesimpulannya, langkah Mendes Yandri dalam mendorong BUM Desa untuk lebih kreatif dan inovatif ini adalah sebuah terobosan yang sangat positif.
Selain memberikan peluang ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat desa, langkah ini juga mendukung cita-cita besar pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.