Kupang, suluhdesa.com – Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi NTT berkolaborasi untuk memberdayakan generasi muda melalui program Nusa Tenggara Timur Young Entrepreneur School (NTT YES).
Program yang diluncurkan pada puncak Pawai Paskah, Senin (21/4), ini memberikan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan selama tiga bulan. Wakil Gubernur NTT, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Ketua Umum Kadin Indonesia, Kadin Provinsi NTT, dan Ketua Sinode GMIT turut hadir dalam peluncuran tersebut.
Peserta akan mendapatkan materi terintegrasi, bimbingan dari pengusaha berpengalaman, serta akses ke jejaring dan peluang pembiayaan.
Program NTT YES difokuskan pada pengembangan wirausaha baru di sektor hilirisasi hasil pertanian lokal, guna mendorong pertumbuhan ekonomi NTT. Salah satu contohnya adalah hilirisasi daun kelor.
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, mengungkapkan bahwa saat ini NTT masih bergantung pada pasokan daun kelor dari provinsi lain, sehingga harganya lebih tinggi. Padahal, daun kelor sangat cocok ditanam di NTT dan berpotensi besar dikembangkan.
Sebagai upaya mengatasi tantangan ini, BI Provinsi NTT memfasilitasi kerja sama antara PT Beta Moringa Indonesia (UMKM pengolah daun kelor) dan GS Organik (kelompok tani pembudidaya kelor di Kabupaten Kupang).
Kerja sama ini ditandai dengan kesepakatan sinergi yang dilakukan pada Senin (21/4) di La Moringa Kupang. Puncaknya, PT Beta Moringa Indonesia, bersama BI Provinsi NTT dan Kadin, melakukan pelepasan ekspor produk turunan daun kelor untuk kelima kalinya, yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie.
Direktur PT Beta Moringa Indonesia, Andree Hartanto, menyampaikan bahwa produk mereka telah menembus pasar internasional, termasuk Timor Leste, Singapura, Australia, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UAE).
Meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok juga membuka peluang pasar baru bagi produk turunan daun kelor Indonesia karena daya saing harga yang lebih kompetitif. Kelompok tani berharap kerja sama serupa dapat direplikasi untuk komoditas unggulan lainnya di NTT.***





