Jakarta, Suluhdesa.com | Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) menjalin kolaborasi strategis dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa melalui sektor pertanian.
Kesepakatan ini ditandatangani langsung oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, dalam acara Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan di Jakarta pada Rabu, 6 November 2024.
Kerja sama ini diharapkan menjadi langkah konkret menuju swasembada pangan nasional, dengan memanfaatkan potensi desa yang besar di sektor pertanian.
Mendes PDT, Yandri Susanto, menekankan bahwa Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk tinggal di desa memerlukan kolaborasi antarlembaga untuk mencapai target ketahanan pangan.
“Kerja sama ini penting dan bersejarah, karena Menteri Pertanian dan Menteri Desa bak dua sisi mata uang yang saling melengkapi,” ujar Yandri.
Ia berterima kasih kepada Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang memfasilitasi tercapainya kesepakatan ini. Yandri juga menegaskan bahwa untuk mencapai swasembada pangan, desa harus didukung agar tidak hanya menjadi pengamat dalam program pemerintah, namun turut aktif berkontribusi.
Dana Desa untuk Ketahanan Pangan
Yandri menyebutkan bahwa alokasi Dana Desa sejak 2015 hingga 2024 mencapai Rp609 triliun, dengan Rp70 triliun di antaranya dicairkan pada 2023 dan Rp71 triliun yang direncanakan untuk 2025.
Sejalan dengan hal ini, Yandri menggarisbawahi bahwa minimal 20% dari Dana Desa akan difokuskan untuk ketahanan pangan dan swasembada pangan, guna memastikan desa menjadi garda depan dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.
“Kami bermimpi agar setiap desa memiliki produk unggulan yang bisa dipasok untuk kebutuhan nasional,” tambahnya.
Menurut Yandri, desa memiliki peluang besar dalam menyediakan bahan baku untuk program pangan pemerintah, terutama karena sebagian besar komoditas pangan diproduksi di desa.
Dengan adanya produk unggulan di setiap desa, distribusi pangan akan lebih merata dan meningkatkan ketahanan pangan.
Desa Berdaya, Indonesia Berdaya
Tagline terbaru yang diusung Kemendes PDT, “Bangun Desa, Bangun Indonesia; Desa Terdepan untuk Indonesia,” diharapkan dapat menjadi semangat baru dalam mewujudkan desa yang mandiri dan berdaya.
Dengan 73% penduduk Indonesia berada di desa, membangun desa berarti membangun bangsa secara menyeluruh.
Yandri juga menekankan komitmennya untuk turun langsung ke desa-desa bersama Menteri Pertanian untuk memastikan pelaksanaan program ini berjalan dengan baik.
“Saya bersama Pak Mentan akan mengunjungi desa-desa atas arahan Menko, karena kami tidak ingin desa hanya menjadi penonton dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG),” ungkap Yandri.
Ia menyampaikan bahwa bahan baku untuk program tersebut berasal dari desa, dengan potensi penyediaan pangan bagi 3.000 orang per dapur.
Kolaborasi untuk Swasembada Pangan
Selain Mendes Yandri dan Mentan Amran, acara tersebut juga dihadiri oleh pejabat tinggi dari berbagai instansi seperti Kepala Badan Gizi, Dadan Hindayana; Kepala Baharkam Mabes Polri, Komjen Fadil Imran; Wakil Mendes PDT, Ariza Patria; dan Wakil Mentan, Sudaryono.
Turut hadir pula ribuan kepala desa yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI), yang diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung program ketahanan pangan desa.
Kerja sama ini diharapkan membawa perubahan positif bagi masyarakat desa dengan meningkatkan kualitas hidup dan daya saing ekonomi desa.
Dengan potensi besar yang ada, desa-desa di Indonesia dapat menjadi sumber ketahanan pangan nasional yang kokoh, membangun ekonomi yang mandiri, dan menjadi pilar utama dalam swasembada pangan Indonesia.