Jakarta, suluhdesa.com – Forum Perempuan Diaspora Nusa Tenggara Timur (FPD NTT) Jakarta menggelar pawai budaya pada Minggu, 23 Maret 2025, sebagai bentuk penolakan terhadap kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan di NTT.
Pawai yang bertema “Menolak Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan di NTT” ini berlangsung selama Car Free Day (CFD), Sabtu, (22/03/25) di Jakarta, dimulai pukul 07.00 WIB dari Bundaran HI menuju Sarinah, Jakarta Pusat.
Para peserta melakukan aksi diam sepanjang rute, menyampaikan pesan penting tentang penolakan kekerasan seksual.
Pawai ini merupakan respons atas kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh mantan Kapolres Ngada, Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja (FWLS). FPD NTT Jakarta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memerangi kekerasan seksual dan melindungi hak-hak korban.
Dalam kesempatan tersebut, FPD NTT Jakarta mengeluarkan seruan yang berisi beberapa poin penting:
1. Mengutuk keras tindakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh FWLS.
2. Menuntut hukuman tegas bagi FWLS, termasuk hukuman kebiri, penjara seumur hidup, dan pemberhentian tidak hormat dari Polri.
3. Meminta perlindungan dan pemulihan hak bagi korban kekerasan seksual.
4. Menuntut penyelesaian semua kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan di NTT.
Lebih dari 200 peserta dari berbagai elemen masyarakat diaspora NTT di Jakarta turut berpartisipasi dalam pawai ini.
Ketua FPD NTT Jakarta, Sere Aba, berharap aksi ini dapat meningkatkan kesadaran publik dan mendorong pemerintah serta aparat penegak hukum untuk mengambil langkah tegas dalam menangani kasus kekerasan seksual serta memberikan rasa aman bagi perempuan dan anak di NTT.
FPD NTT Jakarta berharap pawai ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk melawan kekerasan seksual di seluruh Indonesia.**





