SULUH DESA | Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, baru-baru ini menyampaikan harapannya agar desa-desa di Indonesia dapat berpartisipasi aktif dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini merupakan salah satu inisiatif nasional untuk mengatasi masalah gizi buruk dan menurunkan angka stunting di Indonesia, sekaligus mendukung pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Mendes Yandri memuji langkah Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD) yang ikut terlibat dalam mendukung pelaksanaan Program MBG. P
2KTD memainkan peran penting dengan menyediakan layanan teknis yang memungkinkan desa untuk menjadi ujung tombak dalam meningkatkan gizi masyarakat, terutama anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“Desa-desa dapat mengembangkan mekanisme distribusi yang efisien untuk menyukseskan Program MBG, khususnya dalam penyaluran makanan bergizi ke sekolah-sekolah, pesantren, dan lembaga pendidikan di desa,” ujar Mendes Yandri dalam acara Pelatihan Tim Verifikasi P2KTD, Minggu (27/10/2024).
Kolaborasi dengan BUMDes dalam Penyediaan Pangan Lokal Bergizi
Dalam rangka memperkuat program MBG, P2KTD juga memfasilitasi desa untuk memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan BUMDes Bersama (BUMDesMA) dalam menyediakan bahan pangan lokal yang sehat dan bergizi.
Kolaborasi ini tidak hanya memastikan ketersediaan pangan bergizi tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi perekonomian lokal, menjadikan BUMDes sebagai komponen penting dalam distribusi pangan bergizi ke masyarakat desa.
Program ini juga didukung oleh alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun pada tahap awal untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program MBG.
Dengan keterlibatan BUMDes, bahan pangan lokal yang bergizi dan berkualitas dapat langsung disalurkan ke masyarakat, khususnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat desa.
Hingga 2 Oktober 2024, total progres BUMDes mencapai 54.891 unit, terdiri dari 27.597 BUMDes yang telah mendaftar nama dan 27.294 yang sudah memiliki badan hukum.
Selain itu, terdapat 3.362 unit BUMDes Bersama yang terdiri dari 2.948 yang telah mendaftar nama dan 414 yang telah berbadan hukum.
Dengan sinergi antara program MBG dan BUMDes, program ini diproyeksikan mampu mempercepat pencapaian target nasional dalam menekan angka stunting.
Perluasan Layanan Teknis P2KTD untuk Desa Prioritas
Desa-desa dengan angka kemiskinan dan stunting yang tinggi akan menjadi prioritas dalam program MBG.
Dengan dukungan teknis yang disediakan oleh P2KTD, desa-desa ini dapat membangun infrastruktur dan sistem distribusi yang diperlukan untuk menjalankan program secara efektif.
Mendes Yandri menegaskan bahwa dukungan teknis ini bertujuan memperkuat kapasitas desa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat setempat, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil.
“Ini memperkuat kapasitas desa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat, termasuk anak-anak, ibu hamil, dan menyusui, serta mempercepat penurunan stunting,” ungkap Mendes Yandri.
Layanan teknis P2KTD tidak hanya terbatas pada penyediaan peralatan, tetapi juga mencakup pelatihan dan pendampingan dalam membangun infrastruktur pendukung.
Beberapa fasilitas yang disiapkan meliputi pusat distribusi makanan bergizi, fasilitas penyimpanan, dan area dapur bersama.
Infrastruktur ini diharapkan dapat memastikan kelancaran program MBG dan keberlanjutannya di tingkat desa.
Membangun Infrastruktur untuk Program yang Berkelanjutan
Selain memastikan kelancaran distribusi pangan, pembangunan infrastruktur di tingkat desa memainkan peran penting dalam keberlanjutan program MBG.
Dalam hal ini, P2KTD membantu desa dalam merancang pusat distribusi dan fasilitas penyimpanan yang efektif dan efisien.
Pusat distribusi ini memungkinkan desa untuk menyimpan bahan makanan dalam kondisi optimal, sehingga kualitas dan nilai gizinya tetap terjaga saat disalurkan ke masyarakat.
Dengan adanya fasilitas dapur bersama, desa juga dapat menyediakan makanan siap konsumsi bagi masyarakat.
Fasilitas ini sangat penting bagi desa-desa yang memiliki keterbatasan akses terhadap bahan makanan bergizi.
Kolaborasi antara P2KTD dan BUMDes dalam menyediakan dan mendistribusikan pangan lokal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.
Sinergi untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Melalui Program Makan Bergizi Gratis, desa-desa diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian tujuan nasional dalam pengentasan stunting.
Dengan langkah strategis yang mencakup kolaborasi antara BUMDes dan P2KTD, pemerintah mengoptimalkan potensi lokal dan memastikan setiap desa dapat berperan aktif dalam peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat.
Dukungan dari Mendes Yandri dan alokasi anggaran besar untuk program ini menunjukkan betapa pentingnya upaya kolektif dalam menyelesaikan permasalahan gizi dan stunting.
Desa-desa yang kuat dalam kapasitas dan infrastruktur akan menjadi modal utama Indonesia untuk mencapai target kesehatan jangka panjang.
Di tengah tantangan pemenuhan gizi di masyarakat, program ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak dalam menyediakan asupan yang bergizi bagi generasi mendatang.
Kolaborasi antara pemerintah, BUMDes, dan P2KTD menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengentaskan masalah stunting di Indonesia.