Dari Kampus ke Desa: Peran Teknologi dalam KKN STPM St. Ursula Ende untuk NTT

SULUHDESA.COM | Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) St. Ursula Ende telah menerjunkan 181 mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tujuh kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini berlangsung dari 17 Juli hingga 24 Agustus 2024, dan merupakan bagian dari komitmen STPM St. Ursula Ende dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di daerah-daerah terpencil.

Tujuh kabupaten yang menjadi lokasi KKN adalah Sumba Timur, Manggarai Timur, Nagekeo, Ngada, Ende, Flores Timur, dan Lembata. Masing-masing kabupaten dipilih berdasarkan kebutuhan spesifik mereka akan pembangunan desa yang berbasis teknologi. Dalam kerangka KKN ini, mahasiswa diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas hidup dan pelayanan administrasi di desa-desa yang mereka tempati.

Tema KKN tahun ini adalah ‘Akselerasi Pembangunan Desa dan Fasilitasi Pelayanan Administrasi Desa Berbasis Aplikasi’. Melalui tema ini, mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan teknologi informasi untuk membantu mempercepat pembangunan desa. Fokus utama kegiatan ini adalah pada peningkatan infrastruktur teknologi, pelatihan digital bagi aparat desa, dan pengembangan aplikasi yang dapat memudahkan pelayanan administrasi desa.

Dengan berbekal pengetahuan yang telah mereka peroleh selama masa studi, mahasiswa STPM St. Ursula Ende bertujuan untuk memberikan solusi praktis yang dapat diadopsi oleh masyarakat setempat. Selain itu, kegiatan KKN ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan menerapkan teori yang mereka pelajari di dunia nyata. Upaya ini diharapkan akan membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat di desa-desa tersebut.

Program Kerja KKN

Mahasiswa STPM St. Ursula Ende membawa sejumlah program kerja inovatif yang akan dilaksanakan di lokasi KKN di NTT. Program pertama yang diusung adalah memfasilitasi pelayanan administrasi desa berbasis aplikasi. Langkah ini merupakan respon terhadap perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, serta bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan administrasi di desa. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan proses administrasi menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga masyarakat dapat mengakses layanan publik dengan lebih baik.

Program kedua adalah mengadakan diskusi kampung. Diskusi ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Melalui diskusi, berbagai isu yang dihadapi oleh masyarakat dapat diidentifikasi dan dibahas bersama-sama, sehingga solusi yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan lokal. Pendekatan ini juga mendorong partisipasi aktif dari warga desa, meningkatkan rasa kepemilikan terhadap solusi yang dihasilkan.

Program ketiga yang dilaksanakan adalah penguatan kapasitas kelembagaan. Program ini fokus pada upaya menghidupkan kembali komunitas-komunitas yang selama ini mati suri, seperti komunitas petani, wanita, dan difabel. Melalui pelatihan dan pendampingan, diharapkan komunitas-komunitas ini dapat kembali aktif dan berkontribusi positif bagi pembangunan desa. Penguatan kapasitas ini juga mencakup peningkatan kemampuan manajemen organisasi dan pengelolaan sumber daya, sehingga komunitas dapat berfungsi lebih efektif.

Program keempat adalah pengorganisasian masyarakat dengan pemetaan aspek sosiologis setempat. Langkah ini penting untuk memahami dinamika sosial di desa dan mengidentifikasi potensi serta tantangan yang ada. Dengan pemetaan yang komprehensif, program-program pembangunan dapat dirancang dan diimplementasikan dengan lebih tepat sasaran. Pengorganisasian ini juga membantu dalam menciptakan kohesi sosial yang lebih kuat, yang merupakan fondasi penting bagi pembangunan berkelanjutan.

Pelaksanaan dan Kolaborasi dengan Masyarakat Desa

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa STPM St. Ursula Ende akan bekerja sama secara intensif dengan aparat desa dan masyarakat setempat. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan sinergi yang efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kerja. Mahasiswa akan dilibatkan dalam berbagai diskusi dan rapat bersama perangkat desa, guna merumuskan program-program yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Proses pembelajaran ini akan memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami dinamika dan tantangan pembangunan di tingkat desa.

Selain itu, mahasiswa juga akan melakukan promosi kampus sebagai bagian dari upaya memperkenalkan STPM St. Ursula Ende kepada masyarakat luas. Promosi ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat dalam berbagai program akademik dan non-akademik yang ditawarkan oleh kampus. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan di Yayasan Nusa Taruni Bhakti juga menjadi bagian penting dari KKN ini. Melalui keterlibatan dalam yayasan tersebut, mahasiswa akan berkesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari selama di kampus dalam konteks yang lebih nyata dan praktis.

Lebih lanjut, mahasiswa akan menjalani program magang selama enam bulan di Yayasan Walisongo di Ende dan ACTSEA di Mbay. Program magang ini dirancang untuk memberikan pengalaman kerja yang mendalam dan langsung di lapangan. Nilai dari kegiatan magang ini akan dikonversi menjadi mata kuliah di semester ganjil, sehingga mahasiswa memperoleh kredit akademik yang berharga. Dengan demikian, KKN ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga sebagai bagian integral dari proses pembelajaran dan pengembangan kompetensi mahasiswa STPM St. Ursula Ende.

Apresiasi dan Harapan dari Pemerintah Desa

Kepala Desa Mahal II, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Yohanes Guido Tua, mengungkapkan apresiasi yang mendalam kepada STPM St. Ursula Ende atas pengiriman mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desanya. Kehadiran mahasiswa ini dianggap sebagai kontribusi signifikan dalam upaya mengakselerasi pembangunan desa dengan basis teknologi. Guido Tua menekankan bahwa partisipasi mahasiswa dalam KKN ini diharapkan dapat membantu pemerintah desa dalam memfasilitasi pelayanan administrasi desa, yang merupakan salah satu aspek penting dalam tata kelola pemerintahan lokal.

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan pemerintah desa dalam melaksanakan program-program yang telah direncanakan. Kolaborasi ini tidak hanya akan memperkuat hubungan antara institusi pendidikan dan masyarakat lokal tetapi juga diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi pembangunan desa. Program-program tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, hingga pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan teknis.

Guido Tua menyampaikan harapannya bahwa kolaborasi ini akan meningkatkan kualitas pelayanan administrasi di desa-desa tersebut. Dengan adanya bantuan dari mahasiswa, diharapkan proses administrasi dapat berjalan lebih efisien, transparan, dan akuntabel. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah desa untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mendorong partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan desa.

Sinergi antara STPM St. Ursula Ende dan pemerintah desa Mahal II diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam mengimplementasikan program-program berbasis teknologi yang inovatif. Dengan demikian, pengembangan desa dapat berlangsung lebih cepat dan merata, serta membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Pos terkait