Suluhdesa.com – Dalam rangka menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Tim Dosen Program Studi Keperawatan Waikabubak dari Poltekkes Kemenkes Kupang melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertema “Menumbuhkan Literasi Tuberkulosis melalui SiMak Ya (Sinergi Mahasiswa Keperawatan dan Kader Berdaya) dengan Metode Ketuk Pintu” di Kelurahan Diratana, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni 16 dan 17 Mei 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian terhadap tingginya angka kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayah tersebut. Berdasarkan laporan Sistem Informasi Tuberkulosis tahun 2023, tercatat sebanyak 343 kasus TBC di Kabupaten Sumba Barat. Namun, hanya 4,66% pasien yang dinyatakan sembuh dan 49,56% yang menyelesaikan pengobatan, sehingga success rate (SR) hanya mencapai 54,23%. Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 81,06%. Padahal, target nasional untuk tingkat kesembuhan TBC adalah 90%.
Puskesmas Weekaro sendiri menyumbang 57 kasus TBC sepanjang 2023, dan Kelurahan Diratana termasuk dalam tiga besar wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, termasuk adanya temuan kasus putus obat. Fakta ini menjadi latar belakang kuat pelaksanaan kegiatan edukasi dan skrining yang menyasar masyarakat secara langsung.
Tim pengabdian ini dipimpin oleh Ibu Shelfi Dwi Retnani Putri Santoso, S.Kep., Ns., M.Kep., dengan anggota Ibu Uly Agustine, S.Kp., M.Kep. dan Bapak Wanto Paju, S.Kep., Ns., M.Kep. Kegiatan ini turut melibatkan Mahasiswa Prodi Keperawatan Waikabubak, Kader Kesehatan setempat, serta PMO TBC Puskesmas Weekaro.
Kegiatan dimulai dengan pelatihan literasi TBC bagi kader dan mahasiswa, kemudian dilanjutkan dengan aksi ketuk pintu ke rumah-rumah warga untuk menyampaikan informasi pencegahan dan melakukan skrining dini. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat serta mendeteksi dini kasus-kasus potensial TBC di lingkungan mereka.
Kepala Kelurahan Diratana, Bapak Agutinus Moza, SE, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kolaborasi yang terjalin antara institusi pendidikan, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran TBC, yang hingga kini masih menjadi tantangan besar di wilayah tersebut.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Lurah, Ibu Ni Kadek Desy Puspitasari, A.Md.Kep., yang juga merupakan Koordinator TBC Puskesmas Weekaro. Beliau menyoroti perlunya upaya kolektif dan pendekatan yang inovatif untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam menjalani pengobatan secara tuntas.
Melalui kegiatan ini, Poltekkes Kemenkes Kupang menunjukkan komitmennya dalam mendukung Program Nasional Eliminasi TBC 2030. Dengan pelibatan aktif mahasiswa dan kader kesehatan lokal, kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan literasi dan skrining TBC, tetapi juga menginspirasi institusi pendidikan lainnya untuk terlibat dalam upaya-upaya nyata dalam penanggulangan masalah kesehatan masyarakat.
Di tengah tantangan sistem kesehatan di wilayah Indonesia Timur, sinergi seperti ini membuktikan bahwa pendidikan tinggi dapat mengambil peran strategis dalam membangun kesehatan masyarakat dari akar rumput.





