Kupang, Suluhdesa.co — Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane), menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di NTT.
Salah satu fokus utama mereka adalah pengembangan pendidikan vokasi yang mampu mencetak generasi muda terampil, kompeten, dan siap berkarya di berbagai sektor.
Pendidikan Vokasi: Solusi Utama untuk Tantangan SDM
Dalam keterangannya, Ansy Lema menyatakan bahwa pendidikan vokasi seringkali dianggap pilihan kedua.
Padahal, pendidikan vokasi menawarkan keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan oleh industri.
“Pendidikan vokasi kerap menjadi pilihan kedua. Padahal, pendidikan ini menitikberatkan pada penguasaan keahlian dan keterampilan praktis tertentu. Ansy-Jane akan fokus pada penguatan pendidikan vokasi di semua tingkat, baik di SMK maupun perguruan tinggi,” ujar politisi lulusan Pascasarjana Universitas Indonesia itu.
Langkah ini sejalan dengan visi pasangan Ansy-Jane untuk menciptakan SDM yang mampu menghadapi tantangan dunia kerja, baik di sektor jasa, industri, maupun sektor lainnya.
Potensi Alam dan Pendidikan Vokasi
Provinsi NTT yang dikenal dengan julukan Tanah Flobamora memiliki potensi kekayaan alam melimpah.
Mulai dari sektor pariwisata, pertanian, peternakan, hingga perikanan, potensi ini menjadi peluang besar untuk dikelola secara optimal oleh SDM lokal.
“Tanah Flobamora memiliki keindahan alam yang luar biasa. Pariwisata bisa menjadi motor penggerak perekonomian. Oleh karena itu, SDM kita harus siap untuk mengolah potensi ini. Anak-anak muda NTT harus mandiri, kompeten, dan inovatif di bidang pariwisata,” ungkap Ansy.
Ansy juga menegaskan bahwa pendidikan vokasi di NTT akan diarahkan untuk mencetak tenaga kerja di sektor-sektor strategis, seperti perhotelan, kapal pesiar, biro perjalanan wisata, serta industri kreatif.
Optimalisasi Pendidikan Vokasi di NTT
Saat ini, NTT sudah memiliki beberapa institusi pendidikan vokasi seperti SMK-PP Negeri Kupang, Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Politeknik El Bajo, dan Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang.
Namun, menurut Ansy, pengembangan lebih lanjut diperlukan, termasuk kerja sama dengan dunia usaha besar dan UMKM untuk memberikan praktik kerja langsung kepada para siswa.
“Kunci sukses pendidikan vokasi ada pada sinkronisasi kurikulum dengan kebutuhan industri. Kami akan memastikan adanya link and match antara pendidikan vokasi dan dunia usaha agar lulusan mudah terserap,” tegas Ansy.
Program Lima NTT Manyala: NTT Sehat Cerdas Berkarakter
Ansy-Jane memperkenalkan program unggulan Lima NTT Manyala, yang salah satunya adalah NTT Sehat Cerdas Berkarakter.
Program ini berfokus pada pengembangan SDM yang tidak hanya cerdas secara teori, tetapi juga terampil dalam implementasi.
“Sekolah vokasi lebih berorientasi pada praktik. Tujuan kami adalah menciptakan generasi yang cerdas, kompeten, dan berkarakter. Pendidikan vokasi adalah kunci untuk mengembangkan manusia yang siap menghadapi dunia kerja,” terang Ansy.
Memanfaatkan Bonus Demografi
Indonesia saat ini tengah menikmati bonus demografi, di mana angkatan kerja usia produktif sangat dominan.
Menurut Ansy, momentum ini harus dimanfaatkan dengan menyiapkan keterampilan kerja sejak dini melalui pendidikan vokasi.
“Jika pendidikan vokasi maju, maka kesempatan anak-anak NTT untuk masuk dunia kerja akan semakin terbuka. Dengan begitu, bonus demografi menjadi berkah, bukan tantangan,” tambahnya.
Komitmen pada Sektor Lokal
Ansy juga menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat lokal untuk menikmati hasil kekayaan alam NTT.
“Saya ingin agar kita menikmati hasil dari kekayaan alam kita sendiri. Jangan sampai orang luar yang menikmati, dan kita hanya jadi penonton,” ujarnya.
Untuk itu, Ansy bersama Jane berencana membangun kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk industri besar dan UMKM, agar pendidikan vokasi di NTT dapat memberikan manfaat maksimal.