Kupang, suluhdesa.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, memimpin rapat virtual membahas pendanaan Green Climate Fund (GCF) untuk proyek penguatan ketahanan iklim bagi petani kecil di NTT. Rapat yang digelar Kamis (10/7) di Ruang Rapat Gubernur ini melibatkan berbagai pihak penting, termasuk Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, para pimpinan perangkat daerah Provinsi NTT, Sekretaris Daerah NTT, 12 Bupati dari kabupaten penerima proyek, dan perwakilan dari National Designated Authority (NDA) Kementerian Keuangan serta United Nations Development Programme (UNDP).
Proyek yang diusulkan ini akan mendapatkan hibah dari GCF dan diimplementasikan oleh UNDP di 12 kabupaten: Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ende, Manggarai Barat, Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Timur. Siprianus Bate Soro, Team Leader ad interim for Risk, Resilience, and Governance Unit UNDP Indonesia, menjelaskan proyek senilai jutaan dolar ini akan menyasar sekitar 45.000 rumah tangga petani selama enam tahun. Proyek ini bertujuan memperkuat kebijakan sektor pertanian dan mengembangkan aneka komoditas strategis yang tahan terhadap perubahan iklim.
Budi Gunawan, Programme Research Manager UNDP, memaparkan rincian komoditas yang akan dikembangkan di masing-masing kabupaten:
– Alor: padi, kopi (arabika & robusta), kelapa
– Flores Timur: padi, kopi (arabika & robusta), kelapa, kakao
– Lembata: padi, kelapa
– Sikka: padi, kelapa, jambu mete, kakao
– Ende: kopi robusta, kelapa, jambu mete
– Manggarai Barat: kopi robusta
– Kupang: padi
– TTS: padi
– Sumba Barat: jagung
– Sumba Barat Daya: jagung, kelapa, jambu mete
– Sumba Tengah: jagung, jambu mete
– Sumba Timur: jagung, kelapa, jambu mete
Proyek ini diharapkan menghasilkan lingkungan yang mendukung dan kerangka kelembagaan untuk pengelolaan pertanian yang tangguh terhadap perubahan iklim. Selain itu, proyek ini juga bertujuan meningkatkan ketahanan iklim mata pencaharian petani kecil melalui praktik budidaya inovatif dan tahan iklim, serta meningkatkan akses petani terhadap keuangan dan pasar.
Gubernur Melki Laka Lena menekankan pentingnya percepatan tindak lanjut teknis agar proyek ini segera dieksekusi. Wakil Gubernur menambahkan harapan agar seluruh pendanaan berasal dari UNDP dan Kementerian Keuangan tanpa membebani APBD. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi ketahanan pangan dan ekonomi petani di NTT.***





