Kupang, suluhdesa.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste perlu memperkuat kemitraan lintas sektor untuk mencapai kemajuan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini didorong oleh kemiripan karakteristik kedua wilayah. Nilai ekspor NTT ke Timor Leste yang signifikan pada tahun 2024, mencapai USD 58,70 juta, menunjukkan potensi besar kerjasama ekonomi ini. Sementara impor dari Timor Leste mencapai USD 2,41 juta. Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, dalam Forum Bisnis Provinsi NTT dengan Timor Leste di Hotel Harper Kupang, Senin (30/6/2025).
Forum yang dihadiri Menteri Perdagangan dan Industri Timor Leste, Filipus Nino Pereira, Konsulat Timor Leste, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT, dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTT ini, menekankan pentingnya peningkatan kerjasama dalam beberapa sektor.
Agus Sistyo Widjajati menyoroti potensi peningkatan ekspor komoditas pangan strategis dan bergizi dari NTT ke Timor Leste, seperti beras dan protein. Sebagai imbalannya, impor kopi dan komoditas pertanian Timor Leste dapat diolah lebih lanjut (Penghiliran) di NTT. Kerjasama juga perlu dikembangkan di sektor pariwisata melalui kemudahan akses dan paket wisata terpadu NTT-Timor Leste. Program magang untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga diusulkan untuk meningkatkan ekspor jasa dan menciptakan SDM yang berkelanjutan.
Forum Bisnis ini sendiri diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi NTT sebagai persiapan untuk Dili International Trade Expo 2025. Ketua Kadin Provinsi NTT, Bobby Lianto, berharap forum ini dapat meningkatkan partisipasi pelaku usaha NTT dalam pameran dagang internasional tersebut yang akan berlangsung pada Agustus 2025.
Beberapa asosiasi pengusaha seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) turut hadir dalam forum tersebut.***





