Pembangunan Bukan Sekadar Beton: Pesan Humanis Wagub Johni untuk ASN PUPR NTT

Kupang, Suluhdesa.com  – Di tengah ketidakpastian situasi global dan tekanan ekonomi dunia yang kian kompleks, pemerintah daerah dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Namun, di balik tantangan itulah muncul tokoh-tokoh yang membawa semangat baru—seperti yang ditunjukkan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Johni Asadoma, saat mengunjungi Dinas PUPR Provinsi NTT, Rabu (23/4/2025).

Dalam suasana pagi yang hangat, Johni Asadoma berdiri tegak di hadapan para ASN yang mengikuti apel pagi. Ia tidak hanya hadir sebagai wakil pemerintah, tetapi juga sebagai sosok pemimpin yang menyuntikkan optimisme dan harapan. Dalam arahannya, Johni mengingatkan bahwa krisis global saat ini bukan alasan untuk menyerah, melainkan momentum untuk berbenah dan berinovasi.

“Situasi global dan kondisi ekonomi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Namun, kita sebagai masyarakat harus menyesuaikan diri dan tetap mensyukuri segala hal yang terjadi,” ujar Johni dengan tenang namun tegas.

Ia menekankan pentingnya kemandirian daerah dalam menghadapi keterbatasan anggaran. Ketergantungan pada pemerintah pusat, menurutnya, bukanlah solusi jangka panjang. Maka, ia mendorong agar semua pihak turut mendukung upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), salah satunya dengan memaksimalkan potensi produk-produk lokal.

“Kita punya banyak potensi. Produk-produk lokal bisa menjadi sumber PAD jika kita mau serius menggarapnya,” tambahnya.

Namun, lebih dari sekadar menyampaikan strategi pembangunan, Johni menyentuh aspek yang jarang dibicarakan dalam forum-forum birokrasi: jiwa di balik pembangunan fisik. Menurutnya, kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari infrastruktur fisiknya—jalan-jalan yang mulus, tata kota yang rapi, gedung-gedung yang fungsional dan estetis. Tapi, semua itu tak akan terjadi tanpa peran nyata dari para ASN, khususnya di lingkup Dinas PUPR.

“Suatu negara maju dilihat dari fisiknya, mulai dari jalanan hingga bangunan, tata kota yang rapi dan bersih. Semuanya itu merupakan tugas dari Dinas PUPR,” ujarnya dengan penuh penghargaan terhadap jajaran ASN.

Tak berhenti di situ, Johni memberikan dorongan moral yang unik. Ia mengajak ASN untuk mengambil peran lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan cara yang sederhana namun berdampak: berwirausaha. Menurutnya, menjadi ASN bukan berarti tak bisa berkontribusi di luar pekerjaan utama, selama tetap mematuhi aturan dan menjaga etika profesi.

“Silakan berwirausaha di luar jam kerja. Kita bisa bantu ekonomi lokal tumbuh. ASN juga bisa jadi penggerak perubahan dari dalam dan luar sistem,” tegasnya.

Ia juga menyinggung program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah nyata dalam memperkuat ketahanan pangan. Ia berharap masyarakat bisa ikut berpartisipasi aktif, misalnya dengan membuka lahan tidur untuk ditanami sayur-sayuran sebagai bahan baku program tersebut.

“Kita ajak masyarakat untuk manfaatkan lahan kosong. Tanam sayur untuk dukung program MBG. Kita bangun kebiasaan baru yang sehat dan produktif,” katanya.

Dalam suasana apel yang biasanya diwarnai laporan dan instruksi teknis, arahan Johni justru tampil berbeda. Ia tidak hanya bicara data dan program, tetapi juga hati dan niat. Ia menyampaikan pesan moral, membangun kesadaran bahwa pembangunan sejati bukan hanya urusan beton dan aspal, tapi soal membangun manusia dan karakter.

Kunjungan ini pun menjadi lebih dari sekadar rutinitas birokrasi. Ia menjadi refleksi bersama bahwa pekerjaan rumah pembangunan daerah tak bisa dipikul hanya oleh pejabat, melainkan oleh semua elemen masyarakat, mulai dari ASN, pelaku UMKM, petani, hingga anak muda yang memiliki mimpi.

Ketika seorang pemimpin mampu berbicara dengan bahasa hati dan membumi dengan realitas rakyatnya, maka pembangunan bukan hanya akan terlihat dalam bentuk jalan dan jembatan, tapi juga dalam semangat dan harapan warganya.

Pos terkait