Labuan Bajo, SULUHDESA.COM – Tim Penilai Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Assesment Center Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menyelesaikan tugasnya pada Kamis (07/03/2024). Hasil penilaian komptensi telah disampaikan kepada Tim Pansel yang terdiri dari unsur birokrasi, akademis, dan profesional sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Panitia Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

Selaku Ketua Panitia Seleksi Sekretaris Daerah Manggarai Barat, Drs. Fransiskus Sales Sodo, mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Tim Penilai Kompetensi yang telah menyampaikan hasil penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural.

Fransiskus Sales Sodo mengungkapkan bahwa hasil dari penilaian kompetensi yang disampaikan oleh tim asesor sangat detail dan tidak berbeda jauh dengan penilaian pribadinya.

Ia menilai bahwa secara keseluruhan, penilaian asesor hampir sama dengan penilaian pribadinya terkait karakter pribadi, kepemimpinan, dan kemampuan mengorganisir bawahan.

Fransiskus Sales Sodo juga menghimbau kepada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, yang pada kesempatan itu turut hadir Kepala BKPSDM Thomas Faran, S.Sos, untuk mengalokasikan dana guna mengevaluasi semua JPTP terkait kompetensi manajerial dan sosial kultural, serta pada akhirnya menyampaikan kelebihan dan kekurangannya masing-masing (feedback,Red).

Presentasi hasil penilaian kompetensi disampaikan oleh Lusius Aman, S.Fil, M.Hum, selaku Administrator, yang didampingi oleh Pejabat Pengawas, Fransiskus A. Wotan, S.Sos.

Pada kesempatan tersebut, Lusius Aman mengingatkan kembali kepada Tim Pansel tentang prinsip dasar Assessment Center yang digunakan dalam penilaian ini. Dikatakannya bahwa dalam pelaksanaan kali ini, Tim Penilai Kompetensi menggunakan 1 alat ukur, yaitu tes psikologi (3 jenis tes) dan 3 simulasi (Analisis Kasus, In Basket, Leaderless Group Discussion), serta wawancara kompetensi.

Berdasarkan data hasil pengolahan nilai, capaian Job Person Match (JPM) secara keseluruhan semua peserta berada pada kategori Masih Memenuhi Syarat (73,38%). Hampir semua kompetensi capaiannya di atas 68 %, kecuali untuk kompetensi Perekat Bangsa yang mencapai 65,97%.

Menurut Lusius Aman, rendahnya capaian kompetensi Perekat Bangsa disebabkan oleh kurangnya situasi atau keadaan yang memicu kemunculan kompetensi tersebut sehingga tidak ada bukti perilaku yang mengarah pada kompetensi tersebut pada waktu wawancara.

Dari data tersebut, terungkap bahwa tingkat capaian masing-masing simulasi berbeda-beda. Capaian simulasi In-Basket (60,96%) lebih rendah dibandingkan dengan capaian simulasi Analisis Kasus (75,28%), LGD (74,31%), dan Wawancara (76,31%).

Lusius Aman juga menjelaskan bahwa simulasi In-Basket merupakan salah satu simulasi yang mampu menggambarkan kemampuan mengelola tugas dan bawahan dalam sebuah unit organisasi. Berdasarkan pengalaman penilaian JPTP sebelumnya, capaian untuk simulasi ini umumnya lebih rendah daripada simulasi lainnya.

Sedangkan capaian hasil penilaian potensi menunjukkan bahwa secara umum peserta berada pada kategori Baik (44,4%) dan Cukup (55,6%), sedangkan kategori Kurang tidak ada peserta yang mencapainya.

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa potensi yang dimiliki peserta belum dikelola secara optimal sehingga tercermin pada perilaku kompetensi manajerial dan sosial kultural. Meskipun demikian, hal ini dapat menjadi modal besar bagi mereka untuk mengembangkan diri sepanjang perjalanan kariernya.

Presentasi ini diakhiri dengan acara serah terima Berita Acara Penilaian Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Seleksi Terbuka JPTP Kabupaten Manggarai Barat dari Assessment Center BKD Provinsi NTT yang diwakili Fransiskus A. Wotan Sos selaku Pejabat Pengawas kepada Ketua Panitia Seleksi JPTP Kabupaten Manggarai Barat Drs. Fransiskus Sales Sodo. (*)

Pos terkait